Panduan Bisnis

Berkarya Jadi Pengusaha. Berisi ekonomi dan bisnis.

Perlukah Diversifikasi Investasi?

Memilih produk investasi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan tentu bukan hal mudah. Banyaknya ragam investasi yang ditawarkan, tentu memiliki sisi positif dan negatif. Beberapa orang bahkan memilih diversifikasi investasi. Banyak berinvestasi agar dapat keuntungan ganda. Agar tak terkecoh, mari kenali apa yang dimaksud diversifikasi investasi, termasuk cara mengelola investasi dengan jitu dari pakarnya. Berbagai produk investasi yang ada saat ini tentu memiliki berbagai kelebihan, termasuk kekurangan. Cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko berinvestasi adalah dengan menyebar aset yang dimiliki atau biasa disebut dengan istilah diversifikasi. Menyebar aset melalui produk investasi ini, sekaligus menyebar dana ke dalam beberapa produk secara bertahap.

Perlu Anda ingat, setiap investasi mengandung risiko, apa pun jenis produk atau instrumennya. Nah, selain dapat mengurangi risiko, dengan diversifikasi investasi, tak akan terkonsentrasi hanya pada satu produk saja. Sehingga, dana tidak diinvestasikan sekaligus dalam jumlah besar di satu tempat, melainkan ke dalam beberapa jenis yang bisa dipilih dengan periode tertentu. Mengenali berbagai produk investasi akan membuat Anda mampu memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai. Namun tak sedikit yang kurang peduli dan tak mau tahu tentang pengetahuan dan strategi penggunaannya. Siswa Rizali , Head of Investmen PT AAA Asset Management, menjelaskan soal pentingnya mengenali berbagai karakteristik dan strategi berinvestasi dengan tepat.

“Bagi orang yang ahli di bidangnya, mungkin sah-sah saja berkonsentrasi pada satu instrumen investasi, misalnya properti. Tapi sebaiknya bagi pemula, mengenal dan mempelajari dulu instrumen investasi yang pas dan sesuai kebutuhannya, jauh lebih utama,” papar pria yang akrab dipanggil Rizal ini. Meluangkan waktu untuk banyak bertanya atau berdiskusi dengan konsultan, serta menghadiri berbagai seminar, kata Rizal, bisa memperkaya wawasan tentang investasi. “Tujuannya, ya, untuk mengetahui sektor mana yang tepat dimasuki ketika melakukan diversifikasi untuk aset yang dimiliki. Misalnya, bisa atau tidak menyicil properti sebulan Rp10 juta. Jika tak bisa, pilih instrumen lain, misalnya deposito, obligasi, saham atau emas (logam mulia),” katanya memberi saran.

Pilih Sesuai Kondisi
Sebelum memilih jenis investasi, Anda sebaiknya sudah memiliki tujuan berinvestasi untuk jangka waktu yang sudah tetap. Memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kondisi keuangan dan kebutuhan, kata Rizal, bisa menentukan jenis investasi apa yang akan digunakan. “Dengan mengombinasikan investasi yang dipilih, Anda bisa memperkirakan berapa persen keuntungan dari masing-masing instrumen yang dipilih tadi.”

Rizal melanjutkan, beberapa instrumen investasi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan atas risiko. “Jika main saham dan melakukan trading sendiri tentu akan lebih repot, capek, dan stres. Atau malah jadi lupa anak dan suami. Nah, untuk akses yang paling mudah, praktisnya adalah dengan memilih reksa dana, misalnya,” sahut lulusan Manajemen Fakultas Ekonomi UI ini.

Klasifikasi Risiko
Apabila ingin berinvestasi, Anda tentu harus siap dengan risiko yang akan dihadapi. Kendati semua instrumen investasi memiliki risiko, kata Rizal, namun masih bisa dicermati ukuran risikonya.

- Risiko Tinggi: instrumen saham merupakan salah satu jenis investasi yang memiliki risiko cukup tinggi. “Dengan saham, harapan investor pasti mendapatkan 15 persen sampai 20 persen keuntungan. Lagi-lagi risikonya lebih besar, sehingga orientasinya harus jangka panjang, di atas 5 tahun,” saran Rizal.

- Risiko Sedang: instrumen Obligasi Republik Indonesia (ORI) tergolong jenis investasi yang memiliki risiko menengah. Reksadana juga termasuk di dalamnya, terkecuali reksadana saham. “Obligasi memiliki risiko lebih kecil jika dibandingkan dengan saham. Dengan obligasi, bisa mendapatkan 10-12 persen keuntungan,” papar Rizal.

- Risiko Rendah: deposito adalah instrumen yang memiliki tingkat risiko rendah. “Untuk keperluan sehari-hari dan paling mudah diakses adalah deposito. Bila dirasa deposito rupiah kurang nyaman, maka pilihlah deposito valas. Kekurangannya, bunganya terlalu rendah. Tapi terlindungi saat rupiah bergejolak,” jelas Rizal.

Risiko Minimal
Bicara mengenai diversifikasi investasi, maka akan mengupas cara mengelola investasi atau mengatur secara profesional beragam aset yang dimiliki. Berbagai produk investasi tentunya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Rizal memberikan penjelasannya mengenai ragam investasi yang bisa dipilih bagi pemula, khususnya kaum perempuan dan para ibu yang ingin menyimpan dan membuat perencanaan keuangan jangka panjang.

“Untuk melihat mana investasi yang memiliki return paling baik dalam satu periode, bagi para ahli juga bukan hal yang mudah, terlebih bagi yang awam soal investasi. Jadi yang bisa dilakukan adalah dengan melihat historical produk investasi, yang secara jangka panjang memiliki return lebih baik,” kata pria kelahiran Aceh, 28 April 1973 ini.

Rizalmenambahkan, pentingnya melakukan diversifikasi aset dalam berinvestasi salah satunya untuk meminimalisir risiko. “Kita, kan, tidak bisa menebak arah pasar seperti apa. Sementara saham, misalnya, return -nya lebih tinggi dari deposito. Maka, agar nyaman dengan diversifikasi aset, pilihlah jenis atau instrumen investasi yang terbaik dan cocok bagi Anda,” jelasnya.

Jenis Instrumen Investasi
Jenis aset secara umum biasanya digolongkan dalam aset nyata dan aset kertas. Aset nyata umumnya terdiri dari benda-benda investasi yang ada wujud fisiknya seperti ruko, rukan, tanah, logam mulia (emas), dan lain-lain. Sedangkan aset kertas seperti saham, reksadana, dan lain-lain.

Rizal juga menjelaskan cara agar dapat melakukan diversifikasi aset. “Yang harus dilakukan, membagi dulu kelas asetnya. Dalam hal ini, untuk para pemula yang kurang mengenal jenis investasi sebaiknya pilih yang bisa langsung dicermati. Atara lain deposito, obligasi, saham, dan emas. Lalu bagaimana mengakses obligasi dan saham, yang paling praktis adalah dengan memilih reksadana.”

Plus & Minus Diversifikasi Investasi
Dengan melakukan diversifikasi investasi, Anda bisa menjadi lebih nyaman dan risiko investasi jadi lebih kecil, sebab dana atau aset Anda tak berada di satu tempat. Namun, ada beberapa kelemahan ketika melakukan diversifikasi investasi:
1. Kesulitan mengontrol perkembangan investasi. Misalnya, apabila berinvestasi lebih dari 10 instrumen, sementara Anda hanya mampu mengontrol investasi pada 5 instrumen saja.
2. Pertumbuhan investasi kurang memuaskan. Sudah menjadi rahasia umum, dengan melakukan diversifikasi, kesempatan untuk mendapat peluang berinvestasi penuh yang bisa memberikan returnyang besar akan hilang 
3. Muncul beberapa biaya tak terduga. Misalnya, apabila investasi yang Anda lakukan terlalu berlebihan, kecenderungan yang akan dilakukan adalah sering mengubah alokasi dana.


1 Komentar untuk "Perlukah Diversifikasi Investasi?"

this great website. good article for reading and eyed looking
custom basketball jersey

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top