Panduan Bisnis

Berkarya Jadi Pengusaha. Berisi ekonomi dan bisnis.

Mindset Of An Entrepreneur


Saat ini semakin banyak pelatihan bagaimana berbisnis, tapi sebenarnya hal itu tidak cukup kalau tidak didukung dengan mindset yang entrepreneurial. Pembelajaran entrepreneurhip diajarkan secara berbeda yaitu harus melalui mengubah pola pikir, kejelian dalam menciptakan peluang, menjalankan usaha secara inovatif dan bagaimana mengkalkulasi resiko. Intinya semua berujung pada konsep pemahaman dasar mengenai bagaimana menjadi seorang entrepreneur yang handal.

Mindset (kerangka berpikir) adalah sekumpulan asumsi, metode, cara yang dipegangdengan kuat oleh seseorang sedemikian rupa memberi kekuatan dalam diri untuk terus berperilaku seperti yang diyakininya.
Entrepreneurial Mindset adalah kerangka berpikir seseorang yang beorientasikan entrepreneurial, lebih memilih untuk menjalani ketidakpastian daripada menghindari, melihat segala sesuatu lebih sederhana daripada orang lain yang melihatnya secara kompleks, mau belajar sesuatu hal yang datangnya dari pengambilan resiko - McGrath & MacMillan -

Menurut McGrath & MacMillan ada 5 karakteristik mindset seorang entrepreneur, yaitu :
1. Memiliki hasrat untuk selalu mencari peluang baru.
Selalu mencari kesempatan yang menguntungkan dari perubahan cara berbisnis. Pengaruh terbesar muncul saat mereka menciptakan model bisnis yang sama sekali baru di dalam suatu industri. Model bisnis yang baru tersebut akan merevolusi jumlah pendapatan dan kegiatan operasional semua perusahaan dalam industri yang sama. Contohnya, saat Air Asia menjual harga tiket pesawat begitu murah,semua maskapai penerbangan yang lain dengan terpaksa harus mengikuti harga yangmurah dan menggunakan teknologi on-line untuk pemesanan tiket pesawat.

2. Hanya mengejar peluang yang terbaik
Habitual entrepreneur hanya mengejar peluang terbaik dan menghindari kelelahan yang akan terjadi apabila setiap pilihan peluang yang ada harus dikejar. Walaupun cukup kaya,seorang entrepreneur tetap disiplin membatasi jumlah dan macam proyek bisnis yang akan dilakukannya.

3. Mendisiplinkan diri untuk mewujudkan peluang tersebut
Habitual entrepreneur tidak hanya waspada pada peluang yang mungkin untuk digali,namun juga memastikan diri untuk mampu mewujudkan peluang tersebut. Beberapa entrepreneur sering mencatat semua ide akan peluang-peluang di dalam buku catatan mereka, sehingga suatu saat diperlukan tindakan tertentu, mereka tidak akan kehabisan ide. Contohnya, Ir. Ciputra yang kemana saja membawa buku catatan kecil di sakunya,dimanapun ada ide yang muncul di pikiran, harus segera dicatat, sebab ide yang sama tidak dapat datang kedua kali

4. Fokus pada keputusan eksekusi, tidak hanya perencanaan saja
Seseorang dengan entrepreneurial mindset melakukan eksekusi bisnis dengan segera, mereka tidak pernah menganalisis terlalu lama kemungkinan peluang suatu ide.Walaupun demikian, mereka sangat adaptif, mampu melakukan perubahan arah mengikuti peluang yang sebenarnya, terus mencari cara terbaik untuk mewujudkannya.

5. Melibatkan kemampuan orang lain dalam tim
Habitual entrepreneur melibatkan banyak orang untuk mewujudkan peluang, baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Mereka menciptakan dan menjaga relasi hubungan dengan partner daripada bekerja sendirian. Mereka memanfaatkan kemampuan dan intelektual orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam melakukan aktivitas bisnis seorang entrepreneur harus wajib memiliki dan mengelola midset entrepreneurialnya. Menurut McGrath & MacMillan ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang entrepreneur dalam mengelola mindset entrepreneurialnya, yaitu :
1. Ide revolusioner
Seorang entrepreneur tidak harus memiliki produk yang revolusioner, yang lebih dibutuhkan adalah pemikiran revolusioner ke dalam suatu konteks kehidupan pelanggan, menciptakan ide yang mampu menjadi jawaban bagi masalah utama pelanggan dalam konteks tersebut.

2. Bekerja dalam tim
Tindakan menyertakan orang lain dalam kegiatan entrepreneurial merupakan proses yang penting. Ide beberapa orang yang dilebur menjadi satu akan memberikan hasil yang lebih baik daripada pemikiran satu orang saja. Seorang entrepreneur akan belajar banyak hal mengenai team building dan leadership jika ide ini diterapkan.

3. Manajemen resiko
Saat ini perumusan strategi bisnis yang dilakukan oleh entrepreneur lebih berdasarkan eksperimen dan trial-error daripada analisis dan forecasting. Eksperimen merupakan tindakan nyata untuk memilih dan memulai proyek ide secara nyata namun dalam skala yang masih kecil, berbeda dengan analisis dan forecasting yang hanya merupakan perencanaan. Entrepreneur tidak takut terhadap kegagalan, namun demikian resiko yang akan diterima harus diperhitungkan dengan matang, agar kegagalan yang akan terjadi dapat diminimalisasi.

4. Terus berkreasi
Upaya yang perlu dilakukan seseorang untuk terus mengembangkan entrepreneurial mindsetnya adalah secara rutin menggunakan waktu-waktu tertentu untuk berimajinasidan berkreasi supaya ide-ide baru muncul. Ide tersebut tidak selalu mengenai pengembangan produk, tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan operasional dan promosi pemasaran. Ide tersebut yang pasti akan menjadikan venture semakin efektif danefisien kinerjanya. Untuk berhasil, entrepreneur lebih bergantung pada imajinasi idenyadaripada besaran nominal uang yang dimiliki.

5. Menciptakan sistem
Tanpa kerangka kerja yang jelas, semua orang akan terjebak dalam ketidakpastian. Seorang yang memiliki entrepreneurial mindset mampu menyediakan kerangka sistem pekerjaan yang jelas bagi semua orang yang bekerja bersamanya. Dengan demikian,setiap orang akan mampu bekerja dengan efektif dan menghadapi tantangan ke depan yang lebih pasti.

6. Mengutamakan prioritas
Bersikap kejam pada karyawan dengan membebani tugas berlebihan agar dapat mencapai sasaran yang ditetapkan dengan waktu yang lebih cepat, bukanlah cara pikir seorang entrepreneur. Melakukan sesuatu hal yang melebihi kemampuan diri sendiri akan menjadi beban, akibatnya bukan terjadi peningkatan malainkan penurunan. Seorang entrepreneur harus mampu memilah tugas, mana yang perlu atau tidak untuk dilakukan, mana yang sifatnya segera atau dapat ditunda. 

7. Menggunakan batasan terukur
Entrepreneurial mindset dapat terus dikembangkan dengan cara menggunakan ukuran atau batasan untuk setiap persoalan. Forewarning adalah warning sign bagi suatu masalah yang belum terlalu sulit untuk diatasi. Beberapa standar harus ditetapkan terlebih dulu oleh seorang entrepreneur untuk memastikan kualitas pekerjaan dan produk yangdihasilkan. Dengan cara demikian, perusahaan dapat tampil lebih baik dari kompetitor.

8. Meminimalkan biaya kegagalan
Tidak ada seorang pun entrepreneur di dunia ini yang tidak pernah mengalami kegagalan.Menurut ahli ekonomi J.M. Keynes, setelah produk atau jasa dijual ke pasar, makakeberhasilan entrepreneur sebagian besar ditentukan oleh mekanisme pasar itu sendiri. Dalam kondisi yang tidak menentu, seorang entrepreneur hanya memiliki kontrol terbatas terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan. Bahkan kegagalan merupakan harga yangharus dibayar untuk masuk ke peluang baru berikutnya. Biaya akan kegagalan (cost of failure) tersebut yang masih dapat dikontrol, seorang entrepreneur harus memiliki calculated risk taking mindset. Meminimalisasi biaya kegagalan, bukan meminimalisasi jumlah kegagalan



Referensi :
http://www.scribd.com/doc/35176101/Entrepreneurial-Mindset
sumber gambar : http://businessgross.com/2013/01/27/how-to-survive-in-this-era/

0 Komentar untuk "Mindset Of An Entrepreneur"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top